Technopreneurship
Teknologi komunikasi
dan informasi atau teknologi telematika (information and communication
technology–ICT) telah diakui dunia sebagai salah satu sarana dan prasarana
utama untuk mengatasi masalah-masalah dunia. Teknologi telematika dikenal
sebagai konvergensi dari teknologi komunikasi (communication), pengolahan
(computing) dan informasi (information) yang diseminasikan mempergunakan sarana
multimedia.
Technopreneurship
adalah sebuah inkubator bisnis berbasis teknologi, yang memiliki wawasan untuk
menumbuh-kembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda, khususnya
mahasiswa sebagai peserta didik dan merupakan salah satu strategi terobosan
baru untuk mensiasati masalah pengangguran intelektual yang semakin meningkat (
+/- 45 Juta orang). Dengan menjadi seorang usahawan terdidik, generasi muda,
khususnya mahasiswa akan berperan sebagai salah satu motor penggerak
perekonomian melalui penciptaan lapangan-lapangan kerja baru. Semoga dengan
munculnya generasi technopreneurship dapat memberikan solusi atas permasalahan
jumlah pengangguran intelektual yang ada saat ini. Selain itu juga bisa menjadi
arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita
bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global.
Disisi lain bahwa kurikulum Pendidikan TI berbasis
Technopreneurship yang diberikan di perguruan tinggi memiliki tujuan sebagai
berikut :
1. Memberikan kontribusi kongkret dalam mensiasati masalah pengangguran intelektual di Indonesia.
2. Mengembangkan spirit kewirausahaan di dunia perguruan tinggi.
3. Meminimalisir gap antara pemahaman teori dan realita praktek dalam pengelolaan bisnis.
1. Memberikan kontribusi kongkret dalam mensiasati masalah pengangguran intelektual di Indonesia.
2. Mengembangkan spirit kewirausahaan di dunia perguruan tinggi.
3. Meminimalisir gap antara pemahaman teori dan realita praktek dalam pengelolaan bisnis.
Manfaat bagi mahasiswa dalam proses implementasi
Technopreneurship Based Curicullum adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh pencerahan mengenai alternatif profesi sebagai wirausaha selain sebagai ekonom, manajer atau akuntan atau profesi lainnya.
2. Memiliki skill-based yang memadai dalam bidang Teknologi Informasi
3. Mendapatkan pengetahuan dasar dalam bentuk teori maupun praktek magang dalam mengelola suatu bisnis.
4. Memperoleh akses untuk membangun networking dunia bisnis.
1. Memperoleh pencerahan mengenai alternatif profesi sebagai wirausaha selain sebagai ekonom, manajer atau akuntan atau profesi lainnya.
2. Memiliki skill-based yang memadai dalam bidang Teknologi Informasi
3. Mendapatkan pengetahuan dasar dalam bentuk teori maupun praktek magang dalam mengelola suatu bisnis.
4. Memperoleh akses untuk membangun networking dunia bisnis.
Sedangkan bagi Perguruan Tinggi sebagai fasilitator
adalah :
1. Menjadi bentuk tanggung jawab sosial sebagai lembaga pendidikan untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah pengangguran.
2. Menjadi bagian penting dalam upaya menjembatani gap kurikulum pendidikan antara lembaga pendidikan dan industri pengguna.
3. Menjadi salah satu strategi efektif untuk meningkatkan mutu lulusan.
4. Menjadi wahana interaksi untuk komunitas Perguruan Tinggi yang terdiri dari alumni, mahasiswa, dosen, dan karyawan dengan masyarakat umum.
1. Menjadi bentuk tanggung jawab sosial sebagai lembaga pendidikan untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah pengangguran.
2. Menjadi bagian penting dalam upaya menjembatani gap kurikulum pendidikan antara lembaga pendidikan dan industri pengguna.
3. Menjadi salah satu strategi efektif untuk meningkatkan mutu lulusan.
4. Menjadi wahana interaksi untuk komunitas Perguruan Tinggi yang terdiri dari alumni, mahasiswa, dosen, dan karyawan dengan masyarakat umum.
Berdasarkan tujuan tersebut di atas, maka Program
Pengembangan Budaya Technopreneurship atau kewirausahaan di Perguruan Tinggi
dirancang meliputi 6 (enam) kegiatan yang saling terkait, yaitu:
1. Pelatihan materi ”Techno SKILL BASED”
2. Magang Kewirausahaan
3. Kuliah Kewirausahaan
4. Kuliah Kerja Usaha
5. Karya Alternatif Mahasiswa
6. Konsultasi Bisnis dan Peluang usaha
1. Pelatihan materi ”Techno SKILL BASED”
2. Magang Kewirausahaan
3. Kuliah Kewirausahaan
4. Kuliah Kerja Usaha
5. Karya Alternatif Mahasiswa
6. Konsultasi Bisnis dan Peluang usaha
Secara teknis, implementasi pendidikan TI berbasis
TECHNOPRENEURSHIP ini, sama saja seperti perkuliahan pada umumnya, hanya saja
pada 2 semester pertama secara intensif para mahasiswa diberikan pelatihan
(training) sebagai pondasi awal berupa penguasaan bahasa pemrograman
(VB.Net/C#/Java) atau disain grafis 3D, WEB, dan ini disesuaikan dengan kebutuhan
dunia industri TI saat itu
Proses pelatihan diberikan bersamaan dengan
perkuliahan reguler, sehingga mereka mendapat pembinaan secara intensif &
fokus untuk mempersiapkan SKILL Based mereka. Pada saat mereka menginjak
semester 3, mereka melakukan proses pemagangan di perusahaan/industri TI,
setelah itu diharapkan para mahasiswa sudah bisa bekerja secara part time di
beberapa perusahaan, sehingga ketika mereka telah menyelesaikan studinya,
mereka memiliki asset berupa knowledge & experince yang cukup untuk menjadi
Technopreneur, atau alternatif lainnya mereka tetap bisa bersaing secara
kompetitif untuk mendapatkan lapangan pekerjaan dengan bekal IPTEK yang mereka
telah kuasai.
Menatap masa depan berarti mempersiapkan generasi muda
yang memiliki kecintaan terhadap pembelajaran dan merupakan terapi akademis
& kesehatan jiwa bagi anak bangsa, semoga munculnya generasi
technopreneurship dapat memberikan solusi atas permasalahan jumlah pengangguran
intelektual yang ada saat ini. Selain itu juga bisa menjadi arena untuk
meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita bisa
mempersiapkan tenaga handal di tengah kompetisi global. Mulailah dari diri
sendiri untuk berbuat sesuatu guna menciptakan pendidikan kita bisa lebih baik
dan berkualitas, karena ini akan menyangkut masa depan anak-anak kita dan juga
Bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar